top of page

Taman Doa Maria Bunda Ratu,Sukatani – Depok

  • komsosymv
  • 8 Sep
  • 2 menit membaca
ree

“Dalam keheningan hati, kita berjumpa dengan Allah.”


Di tengah hiruk pikuk, dru dan debu di ibukota dan sekitar nya, kaki ini diajak untuk melangkah ke Taman Doa Maria Bunda Ratu Sukatani, Depok, masuk dalam suasana doa yang teduh, damai dan hening, dikelilingi patung-patung religius, lorong doa, dan gemericik air. Taman doa ini menjadi oase rohani, di mana umat dapat menyerahkan syukur, doa, dan pergumulan kepada Yesus melalui Bunda Maria, Sang Ratu.

Taman doa ini terletak di dalam kompleks Paroki Bunda Maria Ratu Sukatani, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat.


  • Dari pusat Kota Depok: ±40–50 menit melalui Jalan Raya Bogor ke arah Tapos.

  • Dari Jakarta: dapat ditempuh melalui Tol Jagorawi, keluar di pintu Cimanggis atau Cibinong.

  • Lokasi sudah tercatat di Google Maps sehingga memudahkan pencarian.


Taman Doa Bunda Maria Ratu diberkati pada 31 Mei 2022 oleh RD Dionysius Adi Tejo Saputro, bertepatan dengan Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet. Pada 1 Februari 2025, ikon baru berupa Makam Yesus diberkati dan diresmikan. Di pintu masuk tertera tulisan Mater Dolorosa (Bunda yang Berduka), mengajak umat merenungkan penderitaan Maria yang menyertai Putranya sampai wafat di kayu salib .


Paroki Bunda Maria Ratu dulunya adalah Stasi Bunda Maria Ratu, bagian dari Paroki Santo Thomas, Kelapa Dua. Seiring pertumbuhan umat, stasi ini kemudian ditingkatkan menjadi paroki mandiri di bawah Keuskupan Bogor. Kini, paroki dikenal sebagai komunitas yang hidup, aktif dalam liturgi, pelayanan sosial, dan menjadi motor penggerak semangat toleransi di Kota Depok.


Gelar “Maria Ratu” mengingatkan bahwa Maria dimuliakan di surga sebagai Ratu bersama Kristus Raja. Devosi ini menuntun kita untuk meneladani kerendahan hati Maria dan mempercayakan hidup kepada penyertaan-Nya. Kita berziarah untuk berdoa rosario, menyerahkan permohonan pribadi, atau sekadar berdiam dalam hening bersama Bunda Maria.

 

Selain ada kisah-kisah Jalan Salib Tuhan, di Taman Doa ini juga ada tempat untuk mengenang Duka Cita Bunda Maria atau kita sering sebut dengan “Mater Dolorosa”, yang di dalam tradisi Gereja, Maria Dolorosa adalah Maria yang berduka, menyertai Yesus dalam penderitaan-Nya hingga wafat di kayu salib. Devosi ini berakar pada Tujuh Dukacita Bunda Maria:

  1. Nubuat Simeon (Luk 2:34–35).

  2. Pelarian ke Mesir (Mat 2:13–15).

  3. Yesus hilang di Bait Allah (Luk 2:41–50).

  4. Maria bertemu Yesus di jalan salib (Luk 23:27–31).

  5. Maria berdiri di bawah salib (Yoh 19:25–27).

  6. Maria menerima jenazah Yesus (Luk 23:55–56).

  7. Pemakaman Yesus (Yoh 19:40–42).

Suasana taman doa ini mengingatkan pada sabda Yesus:

“Tetapi apabila engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”— Matius 6:6


Taman Doa Maria Bunda Ratu menjadi “kamar doa” terbuka, tempat sunyi yang justru mengantar pada perjumpaan dengan Allah. Dalam hening, suara doa menjadi lebih jernih, dan hati lebih mudah mendengar Roh Kudus.


Ziarah ke taman doa ini adalah perjalanan batin menuju kesetiaan, keheningan, dan penyerahan diri. Bersama Bunda Maria Ratu dan Mater Dolorosa, kita diajak masuk lebih dalam misteri salib dan kebangkitan Kristus. Dan ketika meninggalkan taman doa ini, kita tidak hanya pulang dengan tubuh yang segar, melainkan dengan jiwa yang diperbarui—lebih tabah, lebih penuh iman, dan lebih siap menghadapi kehidupan dengan harapan akan Kasih dari Tuhan yang diwartakan melalui Bunda Maria.



HERY CHRISNANTYO

Komentar


Managed by

logo_komsos_copy.png
bottom of page