top of page

Katedral DOM der Superlative – Köln – Jerman

  • komsosymv
  • 27 Jun
  • 3 menit membaca

Köln atau Cologne adalah kota terbesar keempat di Jerman dan terletak di tepi Sungai Rhein di negara bagian Nordrhein-Westfalen. Kota ini didirikan oleh bangsa Romawi lebih dari 2.000 tahun lalu dan hingga kini tetap menjadi pusat budaya, bisnis, dan seni. Kota ini didirikan oleh bangsa Romawi lebih dari 2.000 tahun lalu dan hingga kini tetap menjadi pusat budaya, bisnis, dan seni.


Untuk bisa sampai ke Köln bisa dilakukan dengan banyak cara, yaitu jika dari Jakarta bisa terbang dan mendarat di Bandara International Frankfrut (FRA) – ini merupakan bandara yang terdekat dari Köln. Kemudian bisa dilanjut dengan kereta api, yang jadwalnya dan jenis nya banyak pilihan. Yang paling cepat adalah dengan ICE (InterCity Express) seperti layaknya kereta api cepat Woosh di Jakarta.


Köln juga dikenal sebagai lahirnya parfum atau wewangian 4711 Eau de Cologne atau dulu dikenal dengan “kolonyet”. 4711 Eau de Cologne didirikan pada tahun 1792 oleh Wilhelm Mülhens, dan awalnya disebut “Aqua Mirabilis” atau Air Keajaiban, dan digunakan sebagai tonik kesehatan yang bisa diminum, sebelum berkembang menjadi parfum. Dan jika ingin melihat sejarahnya secara lengkap bisa datang ke Duftmuseum 4711 [House of 4711] di Glockengasse No. 4711.


Bagi para pencinta kuliner Jerman klasik, Köln adalah tempat terbaik untuk menyantap pork knuckle atau betis babi bagian bawah yang dipanggang sampai kering kulitnya, yang disajikan dengan sauerkraut (kol asam fermentasi), kentang, mustard Jerman dan saus. Biasanya di Jerman disajikan dengan bir Kölsch yang segar.


Ketika mencapai stasiun sentral di Köln atau Hauptbahnhof (Hbf), langung terlihat wajah sesungguhnya Katedral terbesar di Köln ini atau dikenal dengan sebutan DOM, yang berdiri dengan sangat megah dengan dinding batu berwarna hitam [ciri khas], dan dengan menara klasik yang menjulang sangat tinggi.


Katedral ini mulai dibangun pada 15 Agustus 1248 di atas bekas gereja Romawi yang telah ada sejak abad ke-4. Tujuan utamanya adalah untuk menampung reliqui Tiga Raja (The Three Wise Men) yang dibawa dari Milan ke Köln pada 1164 oleh Uskup Agung Rainald von Dassel. Bergaya arsitektur Gotik kuno dan terinspirasi oleh Katedral Amiens di Prancis, arsitek awalnya bernama Master Gerhard, yang memulai konstruksi bagian timur dan choir. Pembangunannya sempat terhenti di sekitar tahun 1560, dan proyek ini terbengkalai selama 300 tahun karena kurangnya dana dan semangat gotik yang mulai surut. Kemudian dilanjutkan pada abad ke-19, di tengah semangat nasionalisme Jerman dan restorasi budaya Kristen, pembangunan dilanjutkan dan selesai tahun 1880, tepat seperti rencana asli di abad ke-13. Katedral DOM ini diakui oleh UNESCO sejak tahun 1996 sebagai Situs Warisan Dunia.


DOM mempunyai menara dengan ketinggian 157 meter, merupakan salah satu Katedral dengan menara tertinggi di dunia, dengan luas area sekitar 8,000 m2. Dan bisa menampung umat sekitar 20,000 orang. Elemen ikonik dari DOM ini adalah: Twin Spires (menara kembar), Pintu Selatan dan Pintu Utara yang dipenuhi dengan ornament patung-patung Santo dan tokoh-tokoh Alkitab dan juga Jendela Kaca Patri (Stained Glass) yang berusia ratusan tahun, dan salah satunya adalah karya dari Gerhard Richter (2007) dengan design modern. Dan juga terdapat sebuah Orgel atau organ terbesar di Jerman dengan lebih dari 9000 pipa.


The Shrine of the Three Kings adalah relik paling suci di Katedral Köln, berupa sebuah peti emas besar bertatahkan batu mulia yang dipercaya berisi tulang belulang Tiga Orang Majus yang mengunjungi bayi Yesus. Dibuat sekitar tahun 1190–1225, peti ini menjadikan Köln salah satu tempat ziarah paling penting di Eropa sepanjang Abad Pertengahan. Dan setiap pada tanggal 6 Januari, ribuan umat berkumpul di DOM untuk merayakan Hari Tiga Raja (Dreikönigstag) yang merupakan hari raya nama relik utama Katedral DOM.


Ribuan peziarah dan turis datang setiap hari, bukan hanya untuk mengagumi arsitektur, tapi juga mencari keheningan dan refleksi rohani. Katedral ini tetap aktif sebagai gereja Katolik Roma, dengan misa harian dan kegiatan keagamaan. Dan Selama Perang Dunia II, meskipun banyak bangunan di Köln hancur, Kölner Dom tetap berdiri—meski rusak ringan—seolah menjadi simbol harapan dan perlindungan spiritual.

 

"Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." [Matius 5:14-16]



Hery Chrisnantyo

Comments


Managed by

logo_komsos_copy.png
bottom of page