PENDAHULUAN
Secara istimewa Yesus mrngangkat martabat perkawinan menjadi adikodrati. Ia menjadikan perkawinan sebuah Sakramen, sehingga perkawinan menjadi tanda rahmat Allah. Dalam Sakramen Perkawinan Yesus memberikan rahmat kepada suami – istri untuk saling mengasihi seperti Kristus mengasihi Gereja-Nya. Rahmat Sakramen ini menyempurkan kasih kodrati suami – istri dan menguduskan mereka menuju kehidupan kekal ( KGK 1661 ). Oleh karena itu Sakramen Perkawinan menjadi sumber baru dan istimewa dalam melaksanakan misi pendidikan kepada anak-anak dan memberi kekuatan kepada orang tua untuk mewujudkan kasih kepada anak-anak dalam bentuk pendidikan.
PENDIDIKAN HIDUP ROHANI DAN BERKOMUNITAS
Orang tua memiliki tanggung jawab memperhatikan kejasmanian dan kerohanian anak-anak mereka. Yesus sendiri berkata, “ Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya ? “ ( Mat. 16 : 26 ). Karena itu, orang tua dipanggil secara khusus untuk memperhatikan kehidupan rohani anak-anak terutama kesaksian hidup yang nyata.
Keluarga sebagai Gereja kecil dipanggil menjadi sekolah doa di mana anak – anak mendapat pendidikan doa. Karena itu, penting sekali adanya doa bersama dalam keluarga. Anak-anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan tentang hidup doa, entah doa resmi di Gereja, yaitu liturgi maupun tidak resmi. Karena anak pun dipanggil untuk mengalami kebahagiaan dengan Tuhan melalui suatu hidup doa.
Setiap orang membutuhkan orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Tidak seorang pun dapat berkembang secara normal tanpa orang lain, maka penting hidup berkomunitas. Anak-anak perlu mendapat pendidikan cara hidup bersama dengan orang lain. Nilai-nilai kebersamaan perlu ditanamkan kepada mereka. Orang tua harus memberikan kesaksian otentik hidup bersama yang telah mereka hayati dalam hidup perkawinan.
Ketika anak-anak mengalami keindahan hubungan ayah – ibu mereka, anak-anak pun akan terpanggil untuk memiliki cara hidup yang baik dengan sesama mereka.
KELUARGA : HARTA RAHMAT TUHAN
Kehadiran seseorang di dunia ini tanpa keluarga. Karena itu kelurga menjadi kunci perkembangan anak-anak. Ada satu ungkapan, “ Didiklah anak menurut jalan yang layak baginya, maka pada masa tuanya ia tidak akan menyimpang dari jalan itu “ ( Robert W. Crapps, Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan, Yogyakarta : Kanisius, 1994,13 ). Ada pandangan bahwa pada tahap kanak-kanak orang belajar mengenai iman secara mendalam. Pengenalan akan Allah, penilaian diri sendiri, sesama dan dunia sebagai kebaikan atau keburukan sudah mulai tertanam sejak masa kanak-kanak. Karena itu, masa kanak-kanak merupakan saat-saat yang menentukan bagi perkembangan seseorang ( Ibid,hlm.15).
Peranan orang tua membawa anak-anak kepada pengalaman akan Allah. Karena masa anak-anak adalah masa yang tepat memberikan pendasaran iman. Keluarga Kristinani yang telah diberkati dengan rahmat Sakramen Perkawinan memberikan rahmat kepada orang tua untuk saling mengasihi dan mengalirkan kasih itu kepada anak-anak mereka. Salah satu bentuk kasih itu adalah pendidikan. Melalui pendidikan anak-anak memiliki pengetahuan akan Injil, pemahaman yang disesuakan dengan kondisi mereka mengenai mengenai keluhuran nasihat-nasihat Injil Pemahaman ini ini adalah suatu pengalaman perjumpaan dengan Yesus telah terlebih dahulu menghayati nasihat-nasihat Injil tersebut.
DOMINIKUS DOLET
Comments