top of page

Maria & Kemerdekaan Indonesia: Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam Surga…

  • komsosymv
  • 8 Sep
  • 3 menit membaca
ree

MARIA DIANGKAT KE SURGA DAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Setiap tahun kita merayakan dua pesta yang tidak berselang lama : (1) perayaan Bunda Maria yang diangkat ke surga (15 Agustus) dalam iman akan Putera-Nya Juruselamat—teristimewa untuk Maria yang setia mendengarkan dan mengikuti Sabda Allah Bapa yang adalah Yesus-Allah Putera atas karunia Roh Kudus dan (2) perayaan Kemerdekaan Indonesia (17 Agustus) sebagai kemenangan untuk hidup dalam kebebasan sejati dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kita dapat mempelajari banyak hal dari kedua pesta tersebut seperti benang merah yang dapat kita petik untuk didalami sebagai orang katolik yang hidup pada zaman ini.


Maria dengan setia memilih di tengah gejolak dan kelemahannya sebagai manusia untuk ikut dan wartakan Kabar Gembira Keselamatan Allah : sejak jawaban bebasnya, « fiat voluntas tua, » sampai akhir. Teristimewa pada satu pengalaman Perkawinan di Kana, Maria melihat dan menyadari kesulitan yang ada dan meminta para pelayanan untuk mendengarkan dan melaksanakan Yesus yang adalah Sabda Allah Bapa, kita melihat perjuangan seorang manusia dalam mendengarkan, memahami, dan mewartakan kehendak Allah dalam hidupnya.


Kemerdekaan Indonesia pun merupakan buah keputusan, keteguhan dan keberanian perjuangan dari semua pihak yang menolak pelbagai bentuk penindasan guna hidup dalam kebebasan dan keadilan untuk semua rakyat (Indonesia.) Para pejuang kemerdekaan serta semua rakyat tahu kesulitan yang merajalela dan menyengsarakan. Akan tetapi, mereka semua memilih untuk mendengarkan suara hati dan menyatukan pikiran, jiwa dan raga, guna memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia.


JADILAH KEHENDAK-MU DI ATAS BUMI SEPERTI DI DALAM SURGA…

Pernyataan Maria kepada para pelayan untuk mendengarkan dan melaksanakan Yesus adalah cerminan dirinya sendiri dalam kebebasan dan kesetiaan mewartakan Cinta Kasih Allah dalam setiap perkaatan dan perbuatan. Maria terus berjuang dengan rendah hati dan teguh untuk setia dalam setiap rencana Allah dalam hidupnya. Ia tidak memikirkan dan mengikuti keinginan pribadinya atau pun ingin memuaskan dirinya sendiri dari hasrat duniawi, tetapi dengan bebas dan yakin ikut kehendak Allah.


Perjuangan semua pihak dalam Kemerdekaan Indonesia-pun menunjukkan hal yang serupa. Mereka ingin mengakhiri situasi yang tidak semestinya dari segala bentuk ketidak-adilan dan kesengsaraan. Mereka tidak memikirkan kepentingan satu kelompok atau membatasi pola pikir dari satu sudut agama, adat, atau kebiasaan tertentu, tetapi menyatukan dan menginginkan kebebasan dan keadilan untuk semua ; hal itu pun terungkap dengan bijak tentang kemerdekaan Bangsa Indonesia atas rahmat Allah yang Mahakuasa dan didorong oleh keinginan luhur.


Baik Maria maupun para Pejuang Kemerdekaan Indonesia tidak memikirkan hasrat duniawi yang terbatas pada ego atau kelompok tertentu, tetapi pada kebenaran dari hati nurani dan panggilan Allah yang Mahakuasa. Terutama bagi kita umat katolik, hal ini masih menjadi permenungan sejauh apa dan bagaimana kita mendengarkan Yesus serta mengamalkannya dalam setiap perkataan dan perbuatan kita ? Semua orang membicarakan tentang korupsi, ketidak-adilan, kekerasan, kelaliman, kebohongan, ketidak-setiaan, keiri-hatian, kedengkian, tetapi pertanyaannya adalah tentang diri kita sendiri. Apakah kita berani menyuarakan kebenaran, kedamaian, kesetiaan, kerendah-hatian dan semua Sabda dan Hidup Yesus di setiap pengalaman hidup sederhana setiap hari ? Atau sebaliknya kita bersembunyi di balik alasan « itu bukan urusan saya » atau « siapalah saya—apalah yang saya punya » sehingga kita diam di hadapan ketidak-adilan atau kelaliman ; sekali-kali Yesus tidak mengajarkan demikian karena Ia sendiri-pun berjuang mewartakan Kerajaan Allah dengan perkataan dan perbuatan sampai akhir hayatNya dirundung dan disalibkan. Mintalah bimbingan dan kekuatan sehingga dengan kebebasan, keberanian dan kesetiaan dalam mewartakan Cinta Kasih Allah sebagai manusia yang lemah namun dengan sungguh, kita semua orang katolik, tidak hanya melafalkan, tetapi juga menyatakan dalam setiap perbuatan setiap hari sehingga « jadilah Kehendak-Mu (Bapa) di atas bumi seperti di dalam Surga… »



ROMO STEVANUS PARDAMEAN, CICM

Komentar


Managed by

logo_komsos_copy.png
bottom of page