Sabtu Imam Dalam Devosi Sabtu Pertama
- komsosymv
- 8 Sep
- 3 menit membaca

"Sabtu Imam" merupakan tradisi gereja Katolik yang berawal dari keprihatinan terhadap semakin sedikitnya panggilan dan beratnya tantangan serta godaan hidup seputar kehidupan imamat. Sabtu Imam adalah salah satu bentuk devosi kepada Bunda Maria yaitu Hati Maria yang Tak Bernoda. Sabtu Imam selalu dirayakan pada hari Sabtu Pertama setiap bulan dan diadakan setelah ekaristi Jumat Pertama. Perayaan ekaristi Sabtu Imam adalah perayaan Ekaristi yang memiliki intensi khusus yang diperuntukkan untuk para imam gereja Katolik, baik imam yang berkarya maupun mereka yang bakal menjadi calon imam, lalu mempersembahkannya kepada Bunda Maria, agar mengerahkan bala tentara surgawinya untuk membantu melawan kelemahan manusiawi dan tetap terus memilih dan menghidupi pilihan yang sesuai dengan kehendak Allah.
Dalam Sabtu Imam, umat diharapkan turut dalam ibadat-ibadat yang khusus dipersembahkan untuk mendoakan kehidupan panggilan dan kesucian para imam termasuk biarawan dan biarawati (bruder dan suster), novis, frater, seminaris. Menyatukan doa dalam ibadat Sabtu Pertama tiap bulan yang dipersembahkan khusus kepada Hati Maria Tak Bernoda. "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirim pekerja-pekerja untuk tuaian itu," (Lukas 10:2).
Asal mula Devosi Sabtu Pertama berasal dari penampakan Bunda Maria kepada ketiga anak (Francesco, Jacinta, Lucia) di Fatima pada 1917 dan ditujukan untuk menghormati Hati Maria yang Tak Bernoda.
Pada penampakan ketiga (13 Juli 1917), Maria menampakkan neraka pada ketiga anak itu sembari mengatakan: "kamu telah menyaksikan neraka, disana jiwa-jiwa orang berdosa yang malang itu pergi. Untuk menyelamatkan mereka, Allah ingin mengembangkan diseluruh dunia Devosi kepada Hatiku yang Tak Bernoda, agar banyak jiwa diselamatkan dan dunia menikmati damai. Aku minta, kamu menyambut komuni Kudus sebagai laku silih pada setiap Sabtu Pertama.
Delapan tahun kemudian (10 Desember 1925) Bunda Maria menampakkan diri bersama kanak-kanak Yesus kepada Lucia, yang pada waktu itu menjadi postulan. Bunda Maria mengeluarkan Hatinya dan berkata: "Puteriku, pandanglah Hatiku yang dikelilingi oleh duri-duri, yang setiap saat ditusukkan oleh orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan hujatan-hujatan mereka. Berusahalah untuk menghiburku dan menyebarluaskan bahwa aku berjanji untuk menolong pada saat ajal, dengan segala Rahmat yang dibutuhkan bagi keselamatan jiwa, kepada mereka semua yang pada Sabtu Pertama selama 5 bulan berturut-turut pergi menerima sakramen tobat, menerima komuni Kudus, mendaraskan 5 peristiwa Rosario, serta menemaniku selama 15 menit dengan merenungkan peristiwa Rosario, dengan ujud untuk pemulihan Hatiku yang Tak Bernoda. Orang yang melaksanakan semua ini akan kuberi Rahmat yang ia butuhkan untuk keselamatan."
Pada 15 Februari 1926, Kanak-kanak Yesus menampakkan Diri pada Sr. Lucia di taman biara, katanya: "mereka yang sungguh-sungguh melakukan Devosi ini selama 5 kali Sabtu Pertama dan mengadakan pemulihan bagi Hari Bunda Surgawimu, menyenangkan-Ku dibandingkan mereka yang melakukannya selama 15 menit, namun suam-suam kuku dan acuh tak acuh."
Tanggal 13 Juni 1929, Sr. Lucia kembali melihat Hati Bunda Maria yang ditembusi pedang: "ada begitu banyak jiwa yang dikutuk Tuhan akibat dosa-dosa yang melawanku, sehingga aku meminta pemulihan. Kurbankan dirimu danĀ berdoalah demi ujud ini."
Kanak-kanak Yesus menampakkan diri pada Sr Lucia pada tanggal 29 Mei 1930. Lucia bertanya, mengapa Ia menghendaki Devosi 5 Sabtu Pertama. Yesus mengatakan bahwa ada 5 jenis penghinaan serta hujatan yang dilontarkan terhadap Hati Maria yang tak Bernoda:
1. Hujat menentang Maria yang dikandung Tanpa Dosa.
2. Hujat menentang Maria tetap Perawan selamanya.
3. Hujat menentang Maria Bunda Allah serta menolak untuk menerima Maria sebagai Bunda segenap umat manusia.
4. Hujat yang dilakukan oleh mereka yang membenci dan memandang hina Bunda Maria yang dikandung Tanpa Dosa dalam hati anak-anak.
5. Hujat yang dilakukan oleh mereka yang menghina Bunda Maria secara langsung dengan gambar-gambar kudusnya.
Dari peristiwa-peristiwa penampakan itu Bunda Maria juga berpesan untuk devosi Hati Tersuci Maria/Hati Maria Tak Bernoda dan Hati Kudus Yesus bagi kesucian dan kesetiaan imam-imam, juga Uskup, Sri Paus, serta biarawan dan biarawati. Sebab imam-imam melalaikan panggilan dan perutusannya di dunia sebagai gembala "keselamatan jiwa" dengan hidupnya yang telah dipenuhi oleh 'hiruk-pikuk' keduniawian yang menjadikannya tidak setia. Kondisi ini terus menggelisahkan Gereja Kristus hingga awal masa kepausan Sri Paus Fransiskus. Pada masa Paus Fransiskus inilah terjadi revitalisasi dan rekonsiliasi skandal-skandal dalam Gereja Katolik yang dilakukan oleh imam dan uskup. Maka gencarlah Sabtu Imam itu secara global di seluruh Gereja Katolik sebagai wujud kebersatuan iman Gereja Kristus, yaitu antara gembala (imam) dan umat.
Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II juga pernah menetapkan "tahun imam" bagi seluruh gereja Katolik di dunia yang diselenggarakan mulai tanggal 29 Juni 2009 sampai 29 Juni 2010 (pesta Santo Petrus dan Santo Paulus), dimana Maria sendiri adalah "Ratu Para Imam," maka menjadi sebuah tradisi yang baik apabila dalam devosi Sabtu Pertama ini juga didoakan bagi para imam dan mempersembahkannya kepada Hati Maria yang Tak Bernoda.
RISBUANA DEWI








Komentar