top of page

Sabda Telah Menjadi Daging


Ilustrasi: www.piqsels.com

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (Yohanes 1:1). Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:14) “Verbum caro factum est – Sabda telah menjadi daging.” (Yoh. 1:14)


Penjelmaan Allah, Sang Sabda menjadi manusia.

Saudara kita umat Islam percaya bahwa Firman Allah menjadi buku Al’Quran; sehingga mereka sangat menghormati Al’Quran sebagaimana menghormati Allah sendiri. Firman menjelma menjadi buku yang bisa rusak dimakan ngengat; namun Allah tetap abadi. Iman Katolik, Allah, Sang Firman menjadi manusia yang menderita bahkan mati. Namun ke-Ilahian Allah tetap kekal maka Dia pun bangkit.


Maksud Allah menjadi manusia?

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita... Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1:26-27)

Namun manusia yang diciptakan menurut gambar Allah dirusak oleh manusia sendiri. Adam dan Hawa tergoda setan dan jatuh dalam dosa. Manusia tidak lagi menurut gambaran Allah. Allah Bapa memberikan Yesus yang adalah gambaran Allah yang nyata.

Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firmanya. (Ibrani 1:3)

Yesus menyelamatkan manusia dengan mengembalikan maksud Allah menciptakan manusia; melalui diri-Nya Yesus memulihkan maksud Allah menciptakan manusia menurut gambarNya. Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6)

Seperti apakah manusia yang sempurna yang dikehendaki Allah Bapa? Seperti Yesus yang adalah gambar Allah. Barang siapa melihat Anak , dia melihat Bapa, karena Bapa di dalam anak dan Anak di dalam Bapa.


Kita semua dipanggil untuk menjadi Imitasio Christi, tiruan Kristus.

Mahatma Gandhi sangat kagum dan memuji Yesus dalam hidupnya. Namun ketika ia masuk gereja, ia diusir keluar oleh umat kulit putih. Dan Beliau berkata mengapa orang Kristen berbeda dengan Kristus. Sejak itu dia tidak pernah masuk gereja lagi.

Oleh karena Yesus Kristus adalah teladan, gambaran kesempurnaan dan pusat orientasi hidup kita dan Gereja.

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah , tidak menggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nys sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia”.( Filipi 2: 5-7).

Karena itu semua orang diselamatkan dalam kesatuan dengan Sang Penyelamat dunia, Yesus Kristus, Firman, Kalimatullah yang menjadi manusia.




-RD Rochadi Widagdo-

bottom of page