top of page

Menumbuhkan Kekaguman pada Karya Allah dalam Hidup Kita

Diperbarui: 18 Jun 2019


Ilustrasi: liputan6.com

Tidak sedikit dari antara kita yang pasti pernah merasakan, “Kok rasanya waktu begitu cepat bergulir ya?” Anda yang sudah mempunyai cucu atau anak kecil kadang merasa tidak sadar pertumbuhan anak yang begitu cepat. Waktu terasa begitu cepat karena kita begitu menikmati pengalaman hidup ini. Anda yang punya hobi jalan-jalan atau travelling pasti tidak akan merasakan perjalanan yang begitu lama sekalipun jarak yang ditempuh ribuan kilometer. Namun sebaliknya, waktu akan terasa begitu lama ketika kita bosan atau tidak suka dengan apa yang sedang kita alami. Misalnya saja, jam istirahat rasanya sangat lama ketika kita sedang diajar oleh guru yang galak atau yang membosankan cara mengajarnya. Kita menanti kapan jam istirahat atau jam pulang disaat pekerjaan di tempat kerja kita menumpuk atau sudah dikejar-kejar deadline oleh atasan. Anda yang sedang bergelut dengan skripsi tentu akan menanti-nanti kapan wisuda jadi sarjananya. Maka, sungguhlah benar apa yang dikatakan dalam Kitab Pengkhotbah bahwa “segala sesuatu ada waktunya”. Apakah kita bisa mempercepat atau memperlambat waktu? Tentu saja tidak akan pernah bisa. 1 hari ya 24 jam, 1 jam itu ya 60 menit. Tidak bisa kita ubah sedikit pun.


Kita sebagai manusia yang hidup di dunia ini tidak bisa dilepaskan dengan yang namanya waktu. Pertanyaan yang pantas untuk kita tanyakan setiap hari adalah: “Sudahkah aku bersyukur atas waktu yang Tuhan berikan hari ini?” Selanjutnya, “Aku mengisi waktu itu dengan apa?” Lebih banyak dengan perbuatan kasih kebaikan atau kebencian yang jahat? Bagi kita, orang beriman Kristiani, mengamini bahwa segala sesuatu ada waktunya. Namun, kita perlu ingat bahwa Allah memberikan kekekalan dalam hati kita dengan mengatakan, “segala sesuatu indah pada waktunya dan manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir” (Pengkhotbah 3:11). Inilah suatu kepenuhan waktu yang dijanjikan oleh Allah kepada kita. Dengan kata lain, hari ini kita diajak untuk menjadi bijaksana dengan membiarkan Allah yang selalu bekerja pada diri kita. Membiarkan Allah bekerja pada hidup bisa kita maknai pula dengan selalu mengandalkan Allah di dalam hidup ini apapun yang terjadi.


Adalah suatu kemunduran bagi kita sebagai orang beriman, ketika kita merasa bisa mendikte Allah dengan waktu-waktu yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita. Maka dari itu, dengan waktu-waktu yang telah Allah berikan, sudah semestinya kita memiliki “kekaguman” pada karya Allah. Kekaguman yang kita rasakan akan membuat kita terus mencari makna yang lebih dalam di tengah rutinitas hidup sehari-hari. Apa yang nampaknya biasa-biasa saja akan menjadi luar biasa. Anda yang pada pagi ini merasa kurang bersemangat (entah dengan pekerjaan, sekolah, atau kuliah), tumbuhkanlah “kekaguman” pada apa yang Anda akan hadapi hari ini. Dari sini kita akan lebih mudah untuk bersyukur dari pada “mutung”, lebih mudah untuk mencintai daripada membenci, lebih mudah untuk tersenyum dari pada cemberut, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sungguh benarlah bahwa segala sesuatu indah ada pada waktunya.

AMIN. TUHAN YESUS MEMBERKATI.



Dkn. Joseph Biondi Mattovano

bottom of page