top of page

Maria Diangkat ke Surga


Ilustrasi Gambar: www.ncregister.com

Hari Raya Santa perawan Maria Di Angkat Ke Surga merupakan hari yang dikhususkan untuk menghormati sang bunda Allah yang tetap perawan dan setelah menjalani perutusan di dunia, Maria ikut bersama sang Putera di Surga. Dogma ini dikeluarkan oleh Paus Pius XII tahun 1950 sebagai ajaran Iman kita. Hari raya ini merupakan suatu penghormatan kepada Maria yang tetap setia berada di samping Yesus sampai wafat. Kesetiaan itulah yang menjadi suatu kesaksian hidup Maria dalam perutusan-Nya sebagai Bunda Allah. Kesetiaan itu juga yang mampu meyakinkan Allah bahwa Ia memilih perempuan yang tepat untuk menjadi Bunda Tuhan. Selain itu, Bunda Maria juga dikenal sebagai Bunda yang memberi kesegaran dan kegembiraanya. Bunda yang mampu mengayomi segala kalangan masyarakat. Bunda yang senantiasa bertekun dalam kerendahan hati dan menjadi ‘obat’ penenang bagi banyak orang.


Selain itu, kemurnian Bunda Maria menjadi salah satu bukti akan ketulusan hati dan kejernihan hati seorang perempuan. Ketulusan hati yang memang jarang dimiliki oleh perempuan masa itu. Ketulusan hati yang mampu mengubah persepsi perempuan sebagai sumber celaka yang telah dilakukan oleh Hawa pada kitab kejadian. Kala itu, perempuan dilihat hanya sebagai buah simalakama. Namun, kehadiran bunda Maria menjadi oasis baru yang mengangkat perempuan bahwa mereka bukanlah bencana tapi suaka, dimana tempat kita bersimpuh untuk menerima surga dari telapak kaki sang Bunda.


Selain itu, Bunda Maria pun dikenal sebagai orang yang sederhana. Kesederhanaannya tampak ketika sang Bunda mau mengunjungi Elisabeth saudarinya yang sedang mengandung, jarak yang jauh dan dilakukan dengan berjalan kaki menghabiskan waktu hingga 3 hari. Kala itu tidak se-modern sekarang dengan transportasi yang beragam untuk tujuan kemana pun. Jarak dan waktu sedemikian rupa tidak menyurutkan niat Maria untuk menyapa saudarinya. Maria merangkul saudarinya dari keterpurukan karena mengandung diusia tua menjadi bukti kesederhanaanya. Sederhana dalam pikiran, sikap, dan tindakan.


Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke Surga dirayakan setiap tanggal 15 Agustus, dimana tanggal tersebut menjadi tanggal kebanyakan Imam Diosesan Jakarta merayakan ulang tahun tahbisannya. Bunda Maria menjadi teladan para Imam dalam menghayati kesetiaan, kesederhanaan dan kemurniaannya. Para Imam yang dalam menjalankan perutusan serta menghidupi kehidupan Imamat senantiasa bersimpuh dibawah kaki Bunda Maria untuk semakin menghidupi pelayanan di tengah umat. Selain itu, Maria diangkat ke Surga juga dipakai sebagai pelindung dari paroki Katedral Jakarta dengan penghayatan dan harapan agar umat Jakarta semakin meneladani sikap bunda Maria yang mampu mengatakan “fiat foluntas tua- terjadilah padaku menurut kehendak-Mu”.



-Fr. Bernando Sitohang-

bottom of page