Tua itu pasti, tapi tua yang bahagia itu pilihan
Pada tanggal 31 Januari 2021, Paus Fransiskus telah menetapkan bahwa setiap minggu keempat bulan Juli, sebagai perayaan Hari Kakek Nenek dan Orang Tua Lanjut Usia (lansia) Sedunia. Paus memilih minggu keempat bulan Juli karena mendekati dengan Pesta Santo Yoakim dan Santa Ana, orang tua Bunda Maria serta kakek nenek dari Yesus, yang diperingati setiap tanggal 26 Juli.
Perayaan Hari Kakek Nenek dan Lansia yang pertama diadakan pada Minggu 25 Juli 2021, tema pertama yang dipilih "Aku menyertai kamu senantiasa" (Mat 28:20), yang kedua kalinya pada Minggu 24 Juli 2022, dengan tema "pada masa tuapun, mereka masih berbuah" (Mzm 92:15), sedangkan yang ketiga kalinya pada Minggu 23 Juli 2023, tema yang diangkat adalah "rahmat-Nya turun temurun" (Luk 1:50), dan pada tahun ini dirayakan pada Minggu 28 Juli 2024. Pada perayaan tahun ini, Paus Fransiskus memilih tema "Janganlah membuang aku pada masa tuaku," diambil dari kitab Mazmur (71:9) ditulis oleh raja Daud, yang menggambarkan permohonan seorang lansia yang merefleksikan persahabatannya dengan Tuhan. Ia menghadapi kesulitan dan memerlukan bantuan Allah untuk membebaskan dirinya dari kesusahan, ia bertekad menjalankan sisa hidupnya dengan keyakinan bahwa Allah akan menunjukkan kuasa dan kebaikan-Nya di sisa hidupnya.
Kardinal Kevin J. Farrell (Prefect of the Dicastery for the Laity, the Family and Life) mengemukakan dalam siaran pers, bahwa tema ini dimaksudkan untuk menarik perhatian karena faktanya kesepian adalah bagian yang pahit dari kehidupan para lansia, yang seringkali menjadi korban budaya "membuang" dan dianggap beban bagi masyarakat. Oleh karena itu sehubungan dengan perayaan di tahun keempat ini, para cucu dan anak-anak yang pernah lahir dari rahim orang tua yang kini menjadi kakek-nenek dan lansia, diminta untuk memberikan perhatian ekstra kepada mereka, karena dari merekalah hadir orang tua kita.
"Dengan menghargai karisma kakek nenek dan lansia, serta kontribusi mereka terhadap kehidupan gereja, Hari Kakek Nenek Sedunia ini berupaya mendukung upaya setiap komunitas gerejawi untuk menjalin ikatan antar generasi, untuk memerangi kesepian sebagaimana dinyatakan dalam kitab Kejadian (2:18) bahwa 'tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja.'" Kesepian, diakui Kardinal sebagai kehidupan manusia yang tidak dapat dihindari, sekaligus ajakan untuk berpaling kepada Tuhan agar mendapat penghiburan. Oleh karena itu keluarga dan paroki dipanggil untuk tidak melupakan anggotanya yang paling rentan, untuk memberikan budaya perjumpaan, menciptakan ruang untuk berbagi, untuk mendengarkan, memberi dukungan dan kasih sayang, seperti Tuhan yang tidak pernah meninggalkan siapapun, demikian yang diutarakan Kardinal Kevin J. Farrell.
Pesan Paus pada tahun keempat ini, semoga menjadi pencerahan dan dapat membuka kelembutan hati kita dalam mendampingi kakek nenek dan lansia. Berikut yang menjadi benang merah dari pesan Bapa Paus: bahwa Allah tidak pernah meninggalkan anak-Nya, bahkan ketika usia kita bertambah dan kekuatan kita menurun, ketika rambut memutih dan peran dalam masyarakat berkurang, ketika hidup menjadi kurang produktif dan beresiko terlihat tidak berguna. Allah tidak memandang penampilan (1 Sam 16:7). Tidak ada satupun yang dibuang, bahkan batu-batu yang "tertua" menjadi pondasi kokoh bagi batu-batu yang "baru," agar dapat bertumpu menjadi sebuah bangunan rohani (1 Petrus 2:5). Tunjukkan kasih kita yang lembut pada kakek nenek dan lansia serta pada yang berkecil hati dan yg tidak lagi berharap akan kemungkinan masa depan, untuk berani mengatakan "aku tidak akan meninggalkanmu."
"Tua itu pasti, tapi tua yang bahagia itu pilihan," semoga slogan yang menjadi harapan para lansia dapat terwujud nyatakan. Dan mereka yang tahu berterimakasih kepada Tuhan, adalah mereka yang tahu berterima kasih pada orang tua, sebab orang tua adalah berkat yang dititipkan Allah pada kita.
Sumber: Vatican news/ RISBUANA DEWI
Comments