Membiasakan balita untuk mengonsumsi makanan sehat bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Apalagi jika ini adalah anak pertama. Balita biasanya sudah mulai memiliki preferensi makanan sendiri, sering kali cenderung lebih memilih makanan yang manis atau tidak sehat dibandingkan dengan sayuran atau buah-buahan. Selain itu, mereka sering kali menolak makanan baru hanya karena tampilannya tidak menarik atau rasanya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.
Orang tua perlu konsisten dalam memberikan makanan sehat di tengah keinginan anak untuk mengonsumsi makanan ringan atau cepat saji. Banyak orang tua juga merasa kesulitan ketika anak mengalami tantrum saat menolak makanan sehat, membuat mereka akhirnya menyerah dan memberikan makanan yang disukai anak, meski tidak sehat.
Beberapa strategi ini bisa membantu orang tua dalam menanamkan kebiasaan makan sehat pada balita. Yuk dicoba!
Jadikan makanan sehat menyenangkan
Buat tampilan makanan lebih menarik. Gunakan bentuk dan warna yang cerah dengan mengombinasikan sayuran, buah-buahan, dan sumber protein dalam porsi kecil. Berikan kesempatan pada anak untuk memilih atau membantu menyiapkan makanannya, yang akan membuat mereka lebih tertarik mencoba.
Ciptakan kebiasaan makan bersama
Anak cenderung meniru perilaku orang tuanya. Makan bersama sebagai keluarga dan tunjukkan bahwa orang tua juga menikmati makanan sehat. Dengan memberi contoh yang baik, anak akan lebih mudah terbiasa dan tertarik mengikuti.
Kenalkan makanan baru secara perlahan
Jangan memaksa anak untuk langsung menyukai makanan baru. Perkenalkan secara bertahap dan dalam porsi kecil. Berikan waktu bagi anak untuk terbiasa dengan rasa dan tekstur yang baru.
Berikan apresiasi, bukan tekanan
Beri pujian ketika anak mencoba atau menghabiskan makanan sehatnya, tetapi jangan terlalu memaksa mereka jika tidak mau. Membiasakan makan sehat adalah proses yang membutuhkan kesabaran dan waktu.
Jika balita sudah dibiasakan mengonsumsi makanan sehat adalah mereka akan tumbuh dengan pola makan yang baik, memiliki energi yang lebih stabil, dan mengurangi risiko obesitas atau penyakit di masa depan. Di sisi lain, jika tidak diajarkan sejak dini, anak bisa terbiasa mengonsumsi makanan yang tidak sehat, yang bisa berdampak pada kesehatan fisik maupun perilaku mereka di kemudian hari.
RULLY LARASATI
Comentários