top of page

Allah Menjelma Manusia

Diperbarui: 2 Mei 2019


Gambar: https://www.hagiosfamily.org

Dia yang kekal, tak terbatas ruang dan waktu hadir dalam kefanaan dunia. Sang Pencipta hadir dalam ciptaan, masuk dalam ruang dan waktu, namun tidak terkurung di dalamnya.  Dia yang kudus penuh kasih hadir mengasihi dan menguduskan.


Bayi kecil dalam palungan terbungkus kain lampin di dalam gua; tempat istirahat gembala dan domba-domba, keagungan, kemuliaan bersinar dalam kesederhanaan.


Natal Allah Mulia lahir sebagai bayi sederhana, sebagaimana layaknya manusia lahir dalam dunia. Kesederhanaan tidak menghalangi dan membatasi KemuliaanNya.


Natal Allah lahir di dalam palungan terbungkus lampin di dalam hati kita. Seperti Bunda Maria, Dia telah mengandung Tuhan Yesus dalam dirinya dan melahirkannya untuk keselamatan dunia.

Demikianlah kita yang sudah menerima Yesus hendaklah kita menyatakan kehadiran-Nya bagi dunia. Bahasa cinta Allah mengungkap rahasia kehendak-Nya bahwa Dia selalu setia hadir dalam diri manusia sederhana.


Mikhael Naimi berkata, “Manusia adalah Tuhan dalam balutan kain. Waktu adalah balutan kain. Ruang adalah balutan kain. Daging adalah balutan kain; dan semua rasa dan segalanya adalah balutan kain. Sang bunda sangat mengetahui bahwa balutan kain bukanlah bayinya. Namun si bayi tak akan tahu bahwa ia terbalut kain.”


Hati manusia adalah palungan bagi bayi Yesus yang lahir. Cahaya kudus dan sabda kekal, bersinar dan bergema dalam hati manusia yang percaya.  Kehadiran Allah dalam kemanusiaan adalah bintang pembawa Cahaya Surya di kelam malam. Sabda telah menjadi manusia dan tinggal di tengah kita. Sungguh suatu perwahyuan dan kehormatan besar, Allah berkenan hadir di tengah-tengah kehidupan manusia. Yohanes 1:14: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita ,  dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,  yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa,  penuh kasih dan karunia dan kebenaran. ”

Dan St. Agustinus mengatakan, ”Deus intimeor intimo meo”, yang artinya Allah lebih dekat dengan diriku daripada aku dengan diriku sendiri. Dengan demikian berarti juga Deus intimeor intimo tuo yang artinya Allah hadir dalam dirimu lebih dekat daripada kamu dengan dirimu sendiri.  Allah diam di tengah kita.


Menyembah  Allah berarti menghormati manusia. Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya,  maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang  dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” (1 Yohanes 4:20 )


Adakah Yesus lahir di hatimu?

Adakah cahaya-Nya dan sabda-Nya bersinar dan bergema melalui kedalaman hidupmu? 


Selamat Natal, Emanuel,

Tuhan beserta kita, selamanya.



RD. T.A.M. Rochadi Widagdo

bottom of page