Kolar
- komsosymv
- 1 hari yang lalu
- 2 menit membaca

Kolar adalah tanda putih yang digunakan pada kerah kemeja seorang Imam. Bila kita sedang berjalan di luar dan bertemu dengan seseorang yang memakai kolar, kita akan langsung mengerti profesi orang tersebut sebagai imam.
Asal muasal kolar bisa ditarik ke belakang pada jaman Gereja purba. Pada awal masa kekristenan, para imam tidak mengenakan pakaian khusus. Tidak ada pakaian khas bagi Imam Kristen sampai abad ke-6. Biasanya para Imam mengenakan pakaian yang umum, namun kalem, sopan, dan berselera, sesuai dengan jabatan mereka. Namun karena perkembangan pakaian awam lebih cepat, dinamis, dan bervariasi, maka seiring perjalanan waktu orang dapat membedakan Imam dengan awam lewat busananya. Pakaian para imam cenderung lebih konservatif, bila tidak ingin dibilang kuno, dibanding awam.
Sampai pada Konsili Lateran Keempat (1215) mengamanatkan pakaian khusus bagi para pendeta agar mereka dapat dibedakan ketika berada di kota. Pakaian ini kemudian dikenal sebagai vestis talaris atau jubah. Gereja Katolik Roma setelah masa Reformasi menetapkan bahwa pakaian sehari-hari yang umum bagi para pendeta adalah jubah. Hingga pertengahan abad ke- 20, ini adalah pakaian jalanan yang umum bagi para pendeta Katolik Roma.
Hingga pada saat itu kolar belum digunakan sebagai penanda busana seorang imam. Yang unik ternyata kolar berasal dari protestanisme. Para pendeta protestan ingin menjauhkan diri dengan apa yang mereka sebut sebagai Imam Romawi. Itu juga termasuk dengan busana yang mereka kenakan. Apa yang mulai mereka lakukan adalah mulai mengenakan syal leher, yang disebut cravat, diikatkan di leher menyerupai kuk. Ketika pendeta protestan naik mimbar, mereka akan menambahkan apa yang dikenal sebagai "ikat kepala khotbah" atau "ikat leher" pada pakaian pendeta mereka, hingga berkembang hingga apa yang kini kita kenal dengan kolar.
Maka muncullah pertanyaan bagaimana kolar bisa dikaitkan dengan para Imam Katolik Roma? Jawabannya adalah bahwa hingga pertengahan abad ke- 20 , pakaian yang diwajibkan bagi semua Imam Katolik Roma adalah jubah, gaun Imam yang panjangnya menutupi seluruh tubuh. Namun, selama abad ke- 20, pendeta Katolik Roma mengenakan jas hitam dengan kemeja hitam dan kerah pendeta, yang mereka tiru dari pakaian Protestan.
Karena banyaknya jumlah Imam Katolik Roma di beberapa daerah, dan semua Imam Katolik diwajibkan mengenakan pakaian Imam sehari-hari setiap saat ketika berada di luar tempat tinggal mereka, kolar pendeta lebih dikaitkan dengan Gereja Katolik Roma daripada dengan gereja-gereja Protestan. Ditambah oleh keinginan para pendeta protestan untuk menciptakan jarak antara kaum Protestan dan kaum Katolik Roma serta keinginan pendeta protestan untuk berpakaian dengan cara yang lebih informal telah menyebabkan bahwa hampir tidak ada pendeta protestan yang kolar pada saat itu.
Inigo Ayom
Comments