top of page

Interstellar

“Bagaimana jadinya jika Bumi sudah tidak bisa dihuni lagi? Apakah masih ada planet lain yang bisa dihuni di luar angkasa sana? Lalu, bagaimana jika misi menemukan planet baru tersebut harus membuat kita menghadapi dilatasi waktu dan harus masuk ke dalam lubang hitam? Semuanya itu dibahas dalam film fiksi ilmiah berjudul Interstellar.”


Film ini bercerita tentang bumi di tahun 2067 yang sudah tidak layak huni lagi. Terjadi kepunahan yang disebabkan badai debu dan kelaparan global akibat ekosida. Hal ini memaksa penduduk bumi untuk menjadi petani untuk memenuhi kebutuhan makanannya. Namun, sayangnya hal tersebut kurang berhasil karena hasil panen yang terus rusak.

Copper, yang diperankan oleh Matthew McConaughey, adalah mantan pilot uji coba NASA yang tinggal bersama ayah meetuanya, Tom anak laki-lakinya, dan Murph putrinya yang baru berusia 10 tahun. Murph merasa bahwa rumah mereka berhantu karena banyak benda-benda jatuh di kamar tidurnya. Cooper pun menantang putrinya untuk membuktikan keberadaan hantu tersebut. Namun, tanpa diduga mereka malah menemukan sebuah petunjuk untuk pergi ke pangkalan rahasia NASA berkat petunjuk dari “hantu” tersebut.


Di sana, mereka bertemu dengan Profesor Brand yang mempunyai misi untuk melakukan kolonialisasi antargalaksi dengan wahana Endurance. Mereka akan pergi mencari planet layak huni baru mengingat usaha untuk mempertahankan bumi terasa sia-sia. Misi mereka adalah melewati lubang cacing, sebuah objek luar angkasa yang bisa membuat benda berteleportasi, yang ada di orbit Saturnus. Copper dikirim bersama Amelia, Rommily, Doyle, serta sebuah robot bernama TARS. Misi mereka ini ternyata dilakukan untuk mengikuti jejak misi Lazarus yang lebih dahulu dilakukan.


Setelah melewati lubang cacing, mereka mendapat data dari misi Lazarus bahwa ada tiga planet yang dirasa layak huni, yaitu Miller, Edmunds, dan Mann. Mereka pertama mencoba planet Miller tapi, mereka mengalami distorsi waktu luar biasa karena planet tersebut dekat dengan lubang hitam bernama Gargantua. Satu jam di planet tersebut sama dengan tujuh tahun di Bumi. Akibat gelombang pasang raksasa, mereka meninggalkan planet tersebut dan menyatakan bahwa planet tersebut tidak layak huni. Tanpa terasa ternyata waktu sudah berlalu 23 tahun di Bumi.

Murph yang sudah besar bergabung ke NASA untuk menyelesaikan permasalahan fisika rumit yang tidak bisa dipecahkan Profesor Brand, yaitu bagaimana manusia dapat keluar dari tarikan gravitas Bumi secara massal. Di luar angkasa, Copper melanjutkan misinya menyusuri planet selanjutmya, yaitu Mann. Ternyata di sana terdapat astronot terdahulu yang bernama Mann sedang berhibernasi.


Mann meyakinkan Cooper dan Amelia bahwa planetnya layak huni. Namun, setelah menerima sinyal dari planet Miller ternyata planet tersebut tidak layak huni. Mann membunuh Rommily dan berusaha membunuh Cooper. Beruntungnya, Cooper dan Amelia selamat dan akhirnya menerbangkan kembali Endurance ke event horizon lubang hitam. Di sana, mereka melemparkan TARS untuk mengumpulkan data mengenai singularitas dibalik lubang hitam. Namun, Cooper akhirnya membohongi Amelia dan ikut bersama TARS untuk masuk ke dalam lubang hitam. Cooper pun masuk ke dalam Tesseract, sebuah kubus dimensi keempat yang ternyata terhubung dengan kamar Murph waktu kecil.


Murph dewasa kembali ke rumahnya dan tersadar bahwa yang dikira “hantu” saat ia kecil adalah ayahnya yang berusaha memberikan kode untuk memecahkan masalah fisika Profesor Brand berdasarkan data dari robot TARS. Setelah menyelesaikan rumus tersebut, Tesseract tertutup dan Cooper terdampar di luar angkasa. Ia ditemukan oleh wahana NASA yang akan membawa manusia melewati lubang cacing. Selama dirawat, ia bertemu dengan Murph yang kini sudah lanjut usia.


Film yang dirilis tahun 2014 ini merupakan karya sutradara terkenal, yaitu Christopher Nolan yang sudah membuat banyak karya film hebat, seperti trilogi film Batman, Tenet, dan Oppenheimer. Dalam pembuatan film ini pun Nolan menggandeng seorang ilmuwan Amerika bernama Kip Thorne yang ahli di bidang fisika.


Thorne bekerja sama dengan Paul J. Franklin dan timnya di Double Negative untuk membuat visual CGI dari lubang cacing dan lubang hitam di film ini. Datanya diambil dari berkas persamaan teori Thorne dan dimasukkan ke dalam perangkat lunak CGI untuk membuat simulasi komputer yang akurat dari fenomena ini. Mengejutkannya, hasil CGI lubang hitam di film ini ternyata mirip dengan foto pertama lubang hitam yang berhasil diambil pada tahun 2019, lima tahun setelah film ini rilis.


Selain McConaughey, film ini juga dibintangi oleh Anne Hathaway, Jessica Chastain, dan Michael Caine. Meskipun bertemakan ilmu pengetahuan tapi, film ini mampu meraup pendapatan kotor sebesar 675 juta Dollar AS. Film berdurasi 169 menit ini sekarang bisa disaksikan di Netflix untuk menemani waktu senggang sekaligus belajar mengenai fisika yang dikemas tidak terlalu rumit.



GREGORIUS KRISNANTA

Comments


bottom of page