Setiap kita mengikuti Misa atau ibadat, petugas liturgi tekadang menggunakan pakaian liturgi yang berbeda-beda setiap waktu. Warna-warna ini sebenarnya sudah diatur dalam dokumen Institutio Generalis Missali Romani (Ing.: General Instruction of the Roman Missal, tepatnya nomor IGMR #346. Semua warna tersebut dipilih karena memiliki makna yang Kristosentris (berpusat pada Kristus).
Hijau; berarti melambangkan kesuburan, pepohonan dan tunas-tunas hijau, yang melambangkan harapan dan pengharapan besar dalam misteri keselamatan Allah. Biasa digunakan pada Masa Biasa.
Merah; melambangkan darah, pengorbanan Kristus dan para martir-Nya. Merah juga melambangkan api kasih Allah yang bernyala-nyala. Digunakan pada hari Minggu Palma, Jum’at Agung, Minggu Pentakosta, dalam perayaan-perayaan Sengsara Tuhan, dan pada perayaan-perayaan para martir.
Putih/emas/kuning; Melambangkan sukacita dan kemenangan, kekudusan dan kemurnian, serta cahaya ilahi dan kebangkitan. Melalui warna ini, kita diingatkan akan peristiwa-peristiwa gembira dalam kehidupan Tuhan Yesus dan Bunda-Nya, serta juga kesucian para orang kudus. Warna putih atau kuning dipakai untuk masa Paskah dan Natal, hari-hari raya, pesta dan peringatan Tuhan Yesus (kecuali peringatan sengsara-Nya).
Ungu; Merupakan simbol bagi kebijaksanaan, keseimbangan, sikap berhati-hati, mawas diri dan kerendahan hati. Digunakan pada Masa Adven, Masa Prapaskah, dan saat misa requiem atau misa arwah sebagai pengganti warna hitam. Warna itu juga digunakan untuk keperluan ibadat tobat. (Komsos/Epin)
Comments