Waktu menunjukkan sekitar pukul 5 pagi: matahari belum juga terbit di hari Jumat Agung itu, namun sejumlah orang muda sudah tampak sibuk di aula gereja. Mereka sedang mempersiapkan visualisasi kisah sengsara Tuhan Yesus (tablo). Beberapa tampak mengenakan seragam a’la prajurit romawi, yang lain mengenakan jubah berwarna-warni dan kerudung. Juga tampak ibu-ibu yang sibuk merias wajah orang-orang muda itu.
Menjelang pukul 8 para pemain mendengarkan pengarahan akhir dari Sdr. Rolas, sutradara, pelatih, dan pemeran Raja Herodes. Sementara itu gedung gereja sudah dipenuhi umat yang ingin ikut menyaksikan tablo, bahkan ada umat yang tidak mendapat tempat duduk dan rela berdiri di sepanjang tablo.
Fr. Bekti membuka tablo di aula samping gereja dengan doa dan pengantar. Fr. Bekti mengajak umat yang hadir untuk menghayati tablo sebagai sarana untuk merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus, bukan semata-mata pementasan drama. Rm. Teguh dan Fr. Bernard, dan sejumlah suster tampak berada di tengah umat mengikuti jalannya tablo.
Pementasan tablo di awali dengan adegan Taman Getsemani di aula samping gereja. Selanjutnya para pemain dan umat berbondong-bondong bergerak ke ruang utama gereja. Di sana Yesus di adili. Selanjutnya umat mengiringi jalan salib Yesus mengelilingi gereja hingga akhirnya Yesus disalibkan di taman samping gereja.
Pada tahun ini OMK wilayah 8 mendapat giliran untuk mementaskan tablo. Selama tiga bulan mereka berlatih dan mempersiapkan diri. Tidak hanya latihan peran, mereka juga membuat kostum, dan peralatan tablo mereka sendiri. Semua itu mereka lalukan dengan penuh dedikasi agar apa yang mereka tampilkan lewat tablo sungguh membantu umat untuk menghayati sengsara Tuhan dan menyongsong Perayaan Jumat Agung. (Fr. Bernard)
Comments