Bulan Maret pada tahun ini (Rabu, 1 Maret 2017), diawali oleh perayaan Rabu Abu bagi umat Katholik di seluruh dunia. Rabu Abu juga merupakan awal dari masa pertobatan sebelum menyambut Paskah. Kurang lengkap rasanya, apabila Rabu Abu tidak disertai juga dengan aksi puasa dan perayaan misa penerimaan abu.
Tidak berbeda dari Gereja Katolik lainnya, perayaan misa Rabu Abu juga diadakan di Gereja Anak Domba, Paroki St. Yohanes Maria Vianney, Cilangkap yang diadakan dalam 3 kali, yaitu misa pertama pada pukul 06.30 WIB dipimpin oleh RD. Rochadi, misa kedua pada pukul 17.00 WIB dipimpin oleh RD Angga, dan misa ketiga pada pukul 19.00 WIB dipimpin oleh RD Harimurti.
Bacaan pengantar injil, bacaan injil, dan homili pada misa Rabu Abu memiliki makna bahwa setiap umat diajak untuk dapat membangun sikap tobat selama memasuki masa prapaskah, dimana sikap tersebut juga turut didukung oleh aksi puasa dan pantang yang akan dijalani selama 40 hari ke depan.
Sebagai puncak dari misa Rabu Abu, Romo memberkati abu yang terbuat dari hasil pembakaran daun palma kering. Kemudian abu yang sudah diberkati akan ditandai ke dahi umat dalam bentuk tanda salib. Hal tersebut sebagai peringatan bahwa manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu. (Stella)
Comentarios