Bulan April ini merupakan bulan yang bersejarah bagi Komunitas Kategorial Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) cabang St. Yohanes Maria Vianney, Paroki Cilangkap. Pasalnya, pada tanggal 25 April merupakan peringatan hari ulang tahun (HUT) WKRI cabang St. Yohanes Maria Vianney yang ke-19.
Sebagai ucapan syukur, WKRI mengadakan misa yang bertema kebhinekaan dimana konsep dari misa tersebut adalah WKRI sebagai panitia penyelenggara mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia, sedangkan untuk acaranya sendiri, mereka menyuguhkan dalam bentuk tari-tarian daerah yang ditampilkan pada saat misa serta jajanan daerah yang dibagikan ke umat pada saat misa selesai.
Tidak lupa, ibu-ibu WKRI juga mengundang pemain violin berbakat yang tergabung dalam Vianney Violin untuk menyemarakkan perayaan HUT WKRI. Vianney Violin yang terdiri dari anak-anak terlihat sangat bersemangat memainkan Biola di depan Gereja meskipun cuaca sangat terik. Agar perayaan misa semakin semarak, ibu-ibu WKRI juga mengajak seluruh umat untuk turut serta mengenakan pakaian daerah.
Misa ekaristi dalam rangka memperingati HUT WKRI cabang St. Yohanes Maria Vianney diadakan pada hari Minggu, 27 April 2018 pukul 09.30 WIB yang dipimpin oleh Romo Rochadi. Tari-tarian yang disuguhkan berupa tarian adat Bali sebagai tarian pembuka dan tarian adat Betawi sebagai tarian persembahan yang dibawakan oleh ibu-ibu WK sendiri. Nyanyian misa ekaristi dimeriahkan oleh Koor WKRI. Sedangkan pembawa persembahan terdiri dari ibu-ibu berpakaian adat Jawa, Kalimantan, Batak, Flores dan Cina. Tidak hanya itu, petugas tata tertib pun, juga merupakan ibu-ibu WKRI yang mengenakan pakain adat dari berbagai daerah di Nusantara, berikut dengan Doa umat yang menggunakan ebberapa bahasa daerah.
Usai Misa, umat menikmati makanan khas dari berbagai daerah yang sudah disediakan oleh Ibu-ibu WK sambil menyaksikan penampilan anak-anak Violin Vianney. Terlihat wajah ceria dan semangat dari para ibu WKRI untuk memeriahkan misa ekaristi pada hari itu sebagai wujud syukur atas perjalanan karya mereka selama 19 tahun di Paroki Cilangkap. (Stella)
Comments