Doa Rosario dan Misa Anggoro Kasih

Hujan yang turun di sore itu membuat suasana di Pendopo Maria semakin syahdu. Meskipun hujan deras namun tidak menyurutkan semangat beberapa umat untuk tetap datang ke Pendopo Maria ikut serta dalam doa Rosario. Kala itu pukul 17.30 WIB ketika Doa Rosario dimulai. Romo Vinsen pun juga turut hadir mendampingi umat dalam doa. Setelah Doa Rosario selesai didaraskan, maka dilanjutkan dengan Misa Anggoro Kasih. 

Kata Anggoro sendiri dalam konteks kalender Jawa memiliki arti ‘Selasa’. Dalam kalender Jawa, Selasa Kliwon dikenal sebagai Anggoro Kasih atau Malam Anggoro Kasih yang dianggap sebagai hari yang istimewa dan keramat. Bagi masyarakat Jawa, Selasa Kliwon adalah hari yang mistis di mana pintu dunia arwah terbuka dan terhubung oleh kasih.

Oleh karena itulah, mengapa diadakan Doa Rosario dan Misa Anggoro Kasih sebagai bentuk persekutuan dengan para kudus melalui ekaristi. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Mei 2025 yang bertepatan dengan Selasa Kliwon.

Dalam homilinya, Romo Vinsen mengatakan “Misa Anggoro Kasih kali ini, bertepatan dengan peringatan penampakan Bunda Maria di Fatima ke-108. Sebelum memimpin misa di Pendopo Maria, saya menonton live streaming misa di Fatima. Cuacanya sama seperti misa sore kali ini. Sama-sama mendung dan hujan. Penampakan Bunda Maria di Fatima menjadi tanda bahwa Bunda Maria mengasihi kita dan dunia. Mengenai penampakan tersebut, Sr. Lucia menulis: “Dari semua perkataan yang diucapkan pada penampakkan ini, kata-kata yang paling dalam terukir dalam hatiku adalah permintaan yang dibuat oleh Bunda Surgawi kita: 'Jangan lagi menyakiti Tuhan dan Allah kita, karena Dia sudah begitu banyak menderita'." Bunda Maria juga berpesan untuk berdoa rosario dan mempersembahkan kepada hatinya yang suci untuk keselamatan jiwa, para pendosa, dan dunia. Dengan demikian, Bunda Maria menunjukkan kasih keibuannya kepada kita anak-anaknya agar kita mengalami kasih dan keselamatan Tuhan.”

Stella Intan