top of page

BIDUK KAJ: Program Pendataan Umat Berbasis Web


Gambar: http://www.kaj.or.id/

Keuskupan Agung Jakarta telah menyiapkan program baru untuk pendataan umat berbasis online dengan nama BIDUK KAJ yang merupakan singkatan dari Basis Integrasi Data Umat Keuskupan Agung Jakarta dengan alamat website https://biduk.kaj.or.id/ .


Latar belakang dari pembangunan program BIDUK ini adalah upaya Gereja KAJ mengembangkan tata layanan pastoral berbasis data dimana dengan data tersebut menjadikan pelayanan pastoral dapat terselenggara dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Data yang dikumpulkan pada gilirannya diharapkan mampu untuk memberikan informasi dalam merumuskan kebijakan pelayanan pastoral.


Dikarenakan pendataan umat perlu keterlibatan semua paroki di Keuskupan Agung Jakarta, maka Paroki St Yohanes Maria Vianney Cilangkap pun turut serta melancarkan program tersebut dengan memberikan sosialisasi terkait dengan program BIDUK ini kepada para ketua lingkungan di Gereja Anak Domba, Minggu (24/4/2016).


Sosialisasi program BIDUK disampaikan oleh Aloysius Gonzaga Widodo selaku Sekretaris II Dewan Paroki Harian (DPH) Paroki St Yohanes Maria Vianney Cilangkap. Dalam presentasinya, AG Widodo memaparkan program BIDUK, tahapan dan cara pengisian data umat secara online setelah dua minggu sebelumnya telah diedarkan formulir data umat melalui ketua lingkungan.


Ditegaskan pula oleh AG Widodo bahwa dengan program ini diharapkan ketua – ketua lingkungan dapat mengisi data secara mandiri dan apabila ada kendala maka para ketua lingkungan tidak usah segan untuk meminta bantuan dari DPH dan Sekretariat Paroki supaya program BIDUK ini dapat berjalan dengan lancar.

Dengan mempertimbangkan data-data tersebut, program-program pastoral bisa direncanakan dengan tepat sehingga pelaksanaannya pun membawa dampak positif bagi perkembangan umat.


Sebaliknya, tanpa didasari data-data yang bisa dipertanggungjawabkan, program pastoral cenderung direncanakan berdasarkan pertimbangan pribadi, minat/kesukaan, asumsi-asumsi pelayan pastoral, yang bisa tidak sesuai dengan kondisi umat yang hendak dilayani. Akibatnya, Gereja menawarkan banyak kegiatan namun tidak menjawab permasalahan dasar umat secara tepat, bahkan bisa jadi tidak membawa perubahan semakin baik, ujar AG Widodo dalam mengakhiri presentasinya. (Shella/Beny)

bottom of page