top of page

Allah Memulai Karya yang Baik dan Menyelesaikannya


Suka cita berlimpah dan kemeriahan mewarnai perayaan ekaristi pemberkatan Gereja Anak Domba St Yohanes Maria Vianney Cilangkap yang dipimpin oleh Uskup Agung Jakarta Monsinyur Ignatius Suharyo, Minggu (30/7). Pemberkatan ini menjadi puncak syukur atas perjalanan panjang umat Paroki Cilangkap dalam mempersembahkan gereja ini kepada Tuhan.


“Dengan dinamika yang panjang, penuh tantangan, kita semua dapat mempersembahkan Gereja Anak Domba St Yohanes Maria Vianney kepada Tuhan. Kita semua tahu, di balik ini semua, terutama ada karya Tuhan, ada semangat rohani St Yohanes Maria Vianney, serta ada tekad dan semangat umat Paroki Cilangkap. Ada kerja sama penuh pengorbanan dari para imam, dewan paroki, dan panitia pembangunan gereja, sejak awal proses pembangunan sampai jadi. Kita yakin kerja sama dan kerelaan itu akan mewarnai perjalanan umat di paroki ini selanjutnya. Ada banyak penderma yang dengan tulus dan rela memberi bagi kemuliaan Tuhan dan kebaikan umat. Itulah yang ingin kita syukuri bersama dengan gembira,” kata Monsinyur Suharyo.


Uskup berharap agar semua pengorbanan, apapun itu, berubah menjadi kebahagiaan dan kegembiraan karena masing-masing dari umat, dengan peran yang berbeda-beda, boleh turut serta di dalam karya Tuhan. “Semoga di tengah umat dan di tengah-tengah masyarakat, gedung gereja ini menjadi pengingat, bahwa setiap orang, siapapun dia, dipanggil untuk mengabdi Tuhan dan memuliakanNya dengan pengabdian itu,” kata Uskup.

Secara khusus, menurut Uskup,  pemberkatan Gereja Anak Domba ini patut disyukuri di tengah perayaan ulang tahun Keuskupan Agung Jakarta  ke-210. Pemberkatan ini menjadi penanda yang sangat berarti, apalagi keberadaan Gereja Anak Domba dengan segala keindahan arsitekturnya, membawa pesan akan kekayaan rohani yang sangat mendalam, yang pantas direnungkan dan dihayati.


Monsinyur Suharyo memimpin misa pemberkatan Gereja Anak Domba, didampingi Pastor Kepala Paroki Cilangkap RD.TAM Rochadi Widagdo dan mantan Pastor Kepala Paroki Cilangkap RD.Yohanes Hadi Suryono. Sejumlah pastor di Keuskupan Agung Jakarta, serta pastor yang berasal dari Paroki Cilangkap, juga turut dalam perayaan ekaristi itu.


Perayaan ekaristi diawali dengan pemberkatan patung St Yohanes Maria Vianney di depan gedung gereja, oleh Romo Rochadi, dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita di pintu masuk gereja.


Kerajaan Allah

Dalam khotbahnya, Monsinyur Suharyo menyampaikan tentang Kerajaan Allah yang menjadi tema bacaan Injil dalam beberapa pekan terakhir.


Beberapa perumpamaan tentang Kerajaan Allah yang disampaikan Yesus Kristus, semua diambil dari Injil Matius Bab 13. Ada perumpamaan tentang penabur benih, perumpamaan tentang lalang di antara gandum, serta  perumpamaan tentang harta terpendam.


“Yang sangat menarik, semua perumpamaan itu, apapun kisahnya, ada yang panjang, ada yang pendek, pesannya sama, yaitu pada akhir setiap perumpamaan, yang diceritakan adalah keberhasilan. Benih ditanam di tanah tandus tapi akhirnya benih itu berbuah berlimpah-limpah. Ada lalang di antara gandum, akhirnya yang menang adalah gandum. Ada pukat muat ikan yang baik dan tidak baik, akhirnya ikan yang baik yang dihasilkan. Mutiara diperoleh, harta terpendam diperoleh. Semua menceritakan tentang yang hasil posistif,” kata Monsinyur.


Menurut Monsinyur, Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan-perumpamaan itu di saat para murid berkecil hati. Para murid yang awalnya antusias, bersemangat mengikuti Yesus, lambat laun mulai ragu karena semakin hari semakin banyak yang memusuhi Yesus dan menyanggah pengajaran Yesus. Bahkan, Yesus ditolak dan oleh saudara-saudaranya dikatakan mulai tidak waras.


“Melalui perumpamaan itu, Yesus ingin menyampaikan pesan, apapun yang terjadi, tantangan apapun yang menghadang, meski kelihatannya yang jahat itu menang, tapi akhirnya Kerajan Allah yang akan membuahkan hasilnya. Kebenaran akan berjaya, cinta kasih akan meraja, keadilan akan menjadi kenyataan,” kata Monsinyur.


“Pesan ini tentu dilandaskan pada keyakinan iman, bahwa Allah yang memulai karya yang baik, Allah akan menyelesaikannya. Allah tidak pernah gagal. Kalaupun kelihatannya gagal, seperti perumpamaan tadi, akhirnya Allah akan menyelesaikan,” lanjutnya.


Peran Anak Domba

Di akhir khotbahnya, Monsinyur Suharyo menyinggung tentang mengapa gereja di Paroki Cilangkap diberi sebutan “Gereja Anak Domba”. Monsinyur menafsirkan nama Gereja Anak Domba itu sebagai pesan bagi umat Katholik, khususnya umat di Paroki Cilangkap, bahwa Anak Domba mempunyai peran menentukan di dalam penyelesaian karya Tuhan.


Monsinyur mempersilakan umat untuk membaca Kitab Wahyu, yang memuat beberapa ayat yang sangat menentukan untuk memahami peran Anak Domba. Dalam kitab itu disampaikan pesan, Allah mempunyai rencana penyelamatan.


Rencana penyelamatan Allah itu digambarkan Kitab Wahyu sebagai berikut, “Dia (Allah Bapa) duduk di tahta, di tanganNya memegang gulungan kitab. Yang dimeteraikan dengan 7 meterai.” Santo Yohanes yang menulis Kitab Wahyu itu, kemudian juga menuliskan bahwa Anak Domba datang ke hadapan Dia, menerima gulungan kitab untuk membuka materainya.


“Artinya, Anak Domba yang disembelih, Yesus Kristus, Dia yang dapat membuka kitab bermeterai tujuh rencana Allah yang dilaksanakan oleh Sang Anak Domba. Kitab Wahyu berakhir dengan gambaran langit baru dan bumi baru yang turun dari surga,” kata Monsinyur.


“Allah yang telah merencanakan, memulai karya yang baik, akan menyelesaikannya juga, dan penyelesaian itu dilaksanakan oleh Anak Domba,” tegas Monsinyur.


Menutup khotbahnya, Uskup mengajak umat untuk saling mendoakan agar siapapun yang berdoa dan beribadah di Gereja Anak Domba, berani mengambil bagian di dalam peran Anak Domba melaksanakan kehendak Tuhan.


Ragam Budaya

Misa pemberkatan Gereja Anak Domba tersebut sarat dengan warna aneka ragam budaya Indonesia.


Di awal misa, perarakan putra altar, petugas liturgi, dan para konselebran yang hendak memasuki gedung gereja, disambut dengan tarian suku Dayak. Kemeriahan kian terasa saat perarakan persembahan diawali dengan tarian suku Papua.


Jelang akhir misa, Romo Rochadi mempersembahkan lagu “You Are My All In All” lewat tiupann saksofonnya, berkolaborasi dengan anak-anak komunitas Violin Vianney, serta paduan suara dan musik angklung dari misdinar. Kemegahan Gereja Anak Domba serasa lengkap oleh alunan musik yang menggema di seantero gedung, yang disajikan dari atas balkon gereja.

“Gereja Anak Domba ini memang dipersembahkan bagi anak-anak. Merekalah yang akan menjadi penerus Gereja di masa depan,” kata Romo Rochadi.


Usai misa, ada pemberian penghargaan kepada 10 orang perwakilan donatur dan orang-orang yang turut berjasa bagi pembangunan Gereja Anak Domba. Di antara mereka ada seniman Badui, Yani Sastranegara yang membuat patung Anak Domba dan tabernakel di gereja, serta seniman Teguh Ostentrik yang membuat Corpus Christi atau patung Yesus yang disalib.


Kemeriahan acara semakin lengkap dengan penampilan solo mastro pantomim dunia asal Slovakia, Milan Sladek. Di panggung yang berada di depan altar itu, Milan membawakan kepingan kisah perjumpaan Bunda Maria dengan Yesus yang tergantung  disalib.


Umat dan tamu undangan kian terhibur dengan penampilan berikutnya dari maestro tari topeng Indonesia, Didik Hadiprayitno alias Didik Nini Thowok. Kelenturan dan gemulai tubuhnya saat membacakan tarian putri, begitu memukau. Apalagi ia mampu menari dengan berbagai karakter, sama baiknya saat menari menghadap ke depan maupun saat menari menghadap ke belakang, ketika bagian punggungnya itu seolah-olah tetap menampilkan  penari yang menghadap ke depan. Didik juga mampu mengundang gelak tawa umat dengan karakter topeng lucu yang dibawakannya.

Semarak acara ini ditutup dengan kegembiraan umat menari “Gemu Famire” dari Nusa Tenggara Timur, bersama puluhan anggota Markas Besar TNI di Cilangkap. Tua muda, laki-laki perempuan, larut dalam kegembiraan menari bersama di Plaza Vianney di depan gedung gereja. Di akhir acara, umat dan tamu undangan diajak berpesta menyantap hidangan yang telah disediakan.

“Pesta umat ini sungguh menjadi berkah dan kegembiraan bersama. Segenap umat bersuka cita, ambil bagian dalam perayaan syukur pemberkatan ini,” kata RD Yohanes Angga Sri Prasetyo, pastor yang mendampingi Romo Rochadi di Cilangkap. (Wahyu)

Comentários


bottom of page