top of page

Paus: Manusia menjadi produk teknologi, sementara Teknologi lebih manusiawi.


Teknologi diciptakan dengan tujuan untuk memberi manfaat positif bagi semua umat manusia. Namun dibalik kemudahan yang diberikan oleh teknologi, tetap saja menimbulkan resiko dan akibat-akibat tak terduga.


“Evolusi yang cepat dari peningkatan kapasitas teknologi, misalnya dengan kecerdasan buatan dan robot, menciptakan “pesona berbahaya; alih-alih memperlakukan kehidupan manusia dengan peralatan yang meningkatkan kepedulian, ada risiko menyerahkan kehidupan ke logika instrumen,” kata Paus Fransiskus dalam pidatonya pada 25 Februari.

“Perubahan ini diarahkan untuk menciptakan hasil yang naas – mesin tidak terbatas bisa berjalan sendiri, tetapi akhirnya mengontrol umat manusia,”



Pernyataan Paus ini dalam rangka audiensi dengan anggota Akademi Kepausan untuk Kehidupan pada 25-27 Februari, acara ini mencakup lokakarya dua hari tentang “Etika Robot: Manusia, Mesin, dan Kesehatan.”

Paus juga mencatat “paradoks dramatis” yang sedang bekerja saat ini: Tepat ketika umat manusia telah mengembangkan kemampuan ilmiah dan teknologi untuk membawa kesejahteraan yang lebih baik dan lebih luas bagi semua orang, sebaliknya ada peningkatan ketidaksetaraan dan konflik yang semakin memburuk.


Sementara bersyukur atas penelitian yang telah memecahkan masalah yang dulu dianggap tidak dapat diatasi, komplikasi dan ancaman baru dan lebih berbahaya telah muncul, ungkapnya.

Masalahnya adalah ketika teknologi dikejar semata-mata untuk menguasai kemampuan yang sama sekali baru sambil mengabaikan tujuan sebenarnya dan untuk siapa teknologi ditujukan, ujar Paus yang genap berusia 82 tahun ini.


“Teknologi tidak boleh dilihat sebagai kekuatan “asing dan musuh” terhadap kemanusiaan, karena itu adalah penemuan manusia – produk kreativitas dan kejeniusan manusia. Itulah sebabnya teknologi harus selalu melayani kemanusiaan dan menghormati martabat setiap manusia. Peningkatan otomatisasi, robot canggih, dan kecerdasan buatan dapat menjadi “berbahaya secara sosial” jika manusia menjadi produk teknologi, alih-alih teknologi menjadi lebih manusiawi,” jelas Paus ke-266 ini dengan tegasnya.



Paus mendorong pula dialog dan kontribusi berkelanjutan orang-orang beriman dalam pencarian nilai-nilai dan kriteria universal untuk membantu membimbing penelitian dan pengembangan teknologi agar para penemu teknologi dapat membuat keputusan yang tepat dan membantu melindungi hak asasi manusia dan planet ini.

bottom of page