top of page

Kitab Suci Sebagai Sumber Inspirasi


Ilustrasi: jawaban.com

Mengapa buku itu disebut Alkitab dan Kitab Suci ? Disebut Alkitab karena memuat pengertian tentang Allah yang Agung dan Mulia; dan disebut Kitab Suci karena melalui sabda, yang suci hadir ketika dibaca dan diucapkan.


Ada tiga cara membaca alkitab:

  1. Lectio Devina yang artinya bacaan suci. Pertama-tama ambillah salah satu ayat yang paling menarik perhatianmu. Misalnya: “Yesus Anak Daud, kasihanilah aku”. Kemudian ucapkan dan ulang terus menerus ayat tersebut agar meresap ke segala pori.

  2. Meditasi Berasal dari kata meditare yang artinya merenung dan berpikir-pikir. Bila kita memandang Kitab Suci sekedar sebagai buku pengetahuan maka kita bermeditasi. Cara ini membuat umat kurang tertarik pada Kitab Suci karena harus membaca, menganalisa, mencari makna. Ada kekhawatiran salah tafsir Kitab Suci dan menjadikannya kering serta membosankan. Ada gunanya kita mengerti Kitab Suci, namun dituntut menjadi seorang ahli tafsir. Mengerti itu baik namun mengalami perjumpaan dengan Sang Sabda jauh lebih baik.

  3. Kontemplasi berasal dari kata contemplare yang artinya memandang hingga meresapi dengan seluruh indera. Cara ini bermakna dalam karena tidak hanya sekedar paham dan mengerti namun merasakan dengan seluruh panca indera dan menikmati betapa baiknya Allah.

Bila kita memandang Kitab Suci sebagai kumpulan kesaksian, peristiwa dan pengalaman kehadiran Allah maka kita berkontemplasi. Untuk berkontemplasi kita mesti merindukan pertemuan dengan Allah. Kerinduan lahir dari cinta kasih. “Dan bila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku”.


Bacalah kita suci dengan penuh dengan kerinduan. Tuhan Allah aku merindukan Engkau. Aku rindu mengenalMu. Aku rindu mendengar suaraMu. Aku rindu memandangMu. Aku rindu merasakan jamahan kehadiranMu. Seperti seorang merindukan kehadiran kekasih, hatiku merindukanMu. Aku akan bersuka-cita menantikan kehadiranMu, karena Engkau sumber hidupku.


Cecaplah dan resapkanlah betapa baiknya Tuhan dan lihatlah pula Allah mataNyaselalu tertuju pada kita. Pandangan-Nya teduh, lembut, hangat, penuh kasih, pengertian, tidak menuduh maupun memojokkan dan menghakimi. Selamat berkontemplasi!




-RD Rochadi Widagdo-

bottom of page