top of page

Kitab Suci


Ilustrasi: crcs.ugm.ac.id/

Santo Bernardus Clairvaux mengatakan bahwa Iman Kristen bukanlah ”agama Kitab”, tetapi agama Sabda Allah yang bukan “kata-kata yang tertulis dan bisu, melainkan Sabda yang menjadi manusia dan hidup”.


Bukan ‘kitabnya’, melainkan kisah keselamatan Allah dalam diri Yesus-lah yang menjadi kabar gembira bagi umat manusia. Bukan ”kata-katanya”, melainkan “kisah hidup” Sang Sabda-lah yang menjadi pegangan hidup kita. Maka, tepat bila kitab suci disebut sebagai Sabda yang Hidup.


Lantas, bagaimana Kitab Suci seharusnya dibaca? Menurut ajaran Gereja Katolik, Kitab Suci harus dibaca dan ditafsirkan dengan bantuan Roh Kudus dan di bawah tuntunan Kuasa Mengajar Gereja menurut tiga kriteria:

  1. Perhatian yang seksama terhadap isi dan kesatuan dari keseluruhan Kitab Suci,

  2. Pembacaan Kitab Suci dalam terang Tradisi hidup dalam Gereja,

  3. Harus dibaca dengan memperhatikan analogi iman, yaitu hubungan kebenarankebenaran iman itu sendiri.


Apa makna pentingnya Perjanjian Lama bagi umat Kristiani? Gereja Katolik mengajarkan bahwa umat Kristiani menghormati Perjanjian Lama sebagai Sabda Allah yang benar. Semua Kitab Perjanjian Lama itu diilhami secara ilahi dan mempunyai nilai tetap. Kitab-kitab itu memberikan kesaksian tentang pendidikan ilahi dari cinta Allah yang menyelamatkan. Kitab-kitab itu ditulis terutama untuk mempersiapkan kedatangan Kristus sang Penyelamat alam semesta.


Lantas, bagaimana dengan Perjanjian Baru? Perjanjian Baru, yang berpusat pada Yesus Kristus, menyatakan kebenaran definitif wahyu ilahi kepada kita. Dalam Perjanjian Baru, keempat Injil menurut Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes merupakan inti dari seluruh Kitab Suci karena merupakan saksi utama hidup dan ajaran Yesus. dan menduduki tempat yang istimewa dalam Gereja.


Bagaimana kita melihat kesatuan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Kitab Suci adalah satu karena Sabda Allah itu satu. Rencana penyelamatan Allah itu satu, dan inspirasi ilahi dari kedua Perjanjian itu juga satu. Perjanjian Lama mempersiapkan yang Baru dan Perjanjian Baru menyempurnakan yang Lama, keduanya saling menerangkan satu sama lain.




-RD Angga Sri Prasetyo-

bottom of page